Hihihi, Masalah Negeri Ternyata Bukan Rasikal Radikul, Tapi Urusan Import Cangkul

Masalah Negeri Ternyata Bukan Rasikal Radikul, Tapi Urusan Import Cangkul

"Gimana kita masih senang impor padahal kita defisit neraca perdagangan, CAD (Current Account Deficit) kita masih defisit. kok kita masih hobi impor ya kebangetan banget. Uangnya pemerintah lagi, kebangetan banget. Misalnya urusan pacul, cangkul, masak masih impor."

[Jokowi, 06/11/2019]


Tara ? Dadadadada ? Setelah bosan menabuh genderang radikal radikul, kini Jokowi membahas cangkul. Jokowi menyindir Presiden Indonesia yang hobi Import, menurutnya itu kebangetan banget.


Bahkan, Jokowi lebih tahu banyak data negara ketimbang Presiden. Menurut Jokowi, negara defisit neraca perdagangan, CAD (Current Account Deficit) kita masih defisit. Kebangetan banget hobi Import. Sampai urusan pacul, cangkul mencangkul, masak memasak masih Import.

Jokowi juga komplain ke Presiden, Uangnya pemerintah lagi, kebangetan banget. Benar-benar kebangetan. Apakah Presiden tidak tahu data Import ? Kenapa Presiden buka keran Import ? Kenapa Presiden tidak dorong industri dalam negeri sampai pacul saja Import ? Kenapa Presiden tidak memikirkan tekanan APBN jika neraca perdagangan defisit ?

Ini Presiden benar-benar ngawur, lah wong kita sedang sulit mencari market untuk produk dalam negeri kok keran Import malah dibuka lebar. Malah bangun jalur OBOR untuk memuluskan produk China membanjiri pasar domestik. Ini Presiden ngerti ekonomi tidak toh ?

Negeri ini kalau mau pakai politik proteksionisme sebenarnya bisa idup. Buka keran Import tapi terbatas, misalnya Import pesawat tempur yang memang belum bisa produksi sendiri.

Lah ini ? Semua kebutuhan sehari-hari Import, tidak cuma pacul. Bawang Import, garam Import, cabe Import, daging Import, telur Import, gula Import, tusuk gigi Import, benang Import, gandum Import, sampai tenaga kerja kasar juga Import.

Saya setuju dengan Jokowi, kebangetan banget Presiden R.I. Kalau tidak becus Ngurus negara, Ga usah maksa ingin memimpin terus. Bisa rusak negara ini ditangani orang yang bodoh.

Seharusnya Presiden lebih ngerti dari Jokowi, tidak perlu dikritik Jokowi Presiden harus tahu bahwa neraca perdagangan kita tekor, defisit. Kuncinya tentu mengetatkan Import dan memberi relaksasi kebijakan untuk eksport.

Pajak-pajak barang Import diperketat agar tidak membanjiri pasar domestik, sementara produk lokal diberi berbagai fasilitas dan kemudahan. Kalau perlu, bebas bea eksport, tak ada pajak barang dalam negeri. Itu baru hebat.

Ini barang China dibebaskan, tidak ada kontrol, pengusaha lokal dipersulit dengan berbagai regulasi untuk industri, barang dagangan lokal dengan Cost produksi tinggi dipaksa bersaing dengan barang Import yang mendapat banyak fasilitas dan layanan negara, kebangetan banget to ? Ini Presiden Indonesia atau Presiden Republik China ? Kok lebih berpihak pada produk China ketimbang produk lokal hasil kreasi anak negeri ?

Saya setuju dengan Pak Jokowi, ayo Pak kritik terus Presiden Indonesia. Dia itu pemimpin negeri ini, jangan hanya sibuk teriak radikal radikul. Negeri ini darurat Import, sampai cangkul saja musti Import.

Kalau perlu, 'tampar' saja Presiden Indonesia Pak Jokowi. Kayak Ga ngerti saja urusan negara, sampai Pak Jokowi harus turun sendiri memberikan kritik. [].

Penulis: Nasrudin Joha 

Belum ada Komentar untuk "Hihihi, Masalah Negeri Ternyata Bukan Rasikal Radikul, Tapi Urusan Import Cangkul"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Banner iklan disini