Internet Papua di Blokir, Informasi Simpang Siur Justru Lebih Berbahaya

kantor telkom papua dibakar

Kantor Staf Presiden atau KSP menggelar pertemuan di Kompleks Istana Negara terkait peristiwa rusuh di Jayapura Papua kemarin. Rapat ini membahas soal telekomunikasi dan internet Papua. Dalam rapat hadir Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan.


Tapi sayangnya Semuel tidak berkenan memberikan pernyataan kepada media. Ia berlalu begitu saja usai rapat. Menurut anggota Dewan Pers, Ahmad Djauhar yang menghadiri rapat tersebut, gerak-gerik Semuel selama rapat seperti setuju dengan pernyataan anggota diskusi.

"Pada prinsipnya peserta diskusi menyampaikan argumen, sepakat bahwa internet (pemadaman) di sana justru menimbulkan kesimpangsiuran informasi," ujarnya di Jakarta, Jumat 30 Agustus 2019.

Menurut Djauhar, pemadaman internet malah jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan mengatasi hoaks atau kabar bohong.  Oleh sebab itu, Dewan Pers meminta internet kembali dibuka agar tidak membuat masyarakat Papua dan Papua Barat bingung dalam mencari informasi.

"Kalau internet dibuka, biarkan saja informasinya berkembang. Masyarakat sekarang kan lebih paham. Mereka pasti mencari informasi ke media mainstream, yang reliable dan teruji," katanya.

Pelambatan akses internet hingga berujung kepada pemadaman sudah terjadi di Papua sejak 19 Agustus 2019. Kominfo memblokir internet untuk menekan persebaran hoaks serta provokasi. [vv]

Kantor Telkom Papua Dibakar

Aksi protes atas dugaan tindak rasisme terhadap mahasiswa Papua di Jayapura berlangsung anarkistis, Kamis (29/8/2019).

Setelah sebelumnya membakar kantor Majelis Rakyat Papua, massa membakar kantor Telkom, kantor pos, dan sebuah SPBU yang berjejer di samping kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura.

Massa juga melempari kantor-kantor dan hotel di Jayapura. Massa mengarah ke kantor Gubernur Papua seperti dilansir kompas.com.

Sebelumnya diberitakan, massa membakar kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) yang berada di Jalan Raya Abepura.

"Informasi ada pembakaran di situ (kantor MRP), cuma bagian mana saja yang dibakar kami belum tahu pastinya," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto saat dihubungi melalui telepon, Kamis (29/8/2019).

Setelah membakar, kata Eko, massa mulai bergerak ke arah pusat kota.

"Massa ada di sekitar Skyland," ucapnya.

Aksi demo di Jayapura kali ini diikuti ratusan orang yang berkumpul dari berbagai titik, Kabupaten Jayapura, Waena, Perumnas 3, dan wilayah Kota Jayapura, serta perwakilan dari mahasiswa.

Belum ada Komentar untuk "Internet Papua di Blokir, Informasi Simpang Siur Justru Lebih Berbahaya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Banner iklan disini